PILKADA DAN ARTIS IBU KOTA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latarbelakang

Beberapa tahun terakhir ini banyak artis ibu kota yang ikut dalam pilkada (Pemilihan Kepala Daerah). Tidak sedikit pula partai yang mencalonkan artis ibu kota untuk menjadi calon pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Para partai tersebut percaya bahwa kepopularitasan dari artis bisa dijadikan senjata supaya unggul dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017.

Namun banyak juga artis – artis ibu kota yang saat ini telah berhasil terjun kedunia politik dan sebagian dari mereka juga tidak buruk. Sebagian dari mereka juga sudah bisa bersaing dengan orang – orang yang non artis. Artis yang sudah lama terjun ke dunia politik antara lain Eko Patrio dan Desy Ratnasari.

contoh artis yang berhasil menjadi gubernur adalah Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau yang lebih dikenal masyarakat Pasha Ungu. Pasha Ungu menang pilkada Palu, Sulawesi Tengah. Pasha dilantik menjadi Wakil Wlikota Palu pada tanggal, 17 Februari 2016.

1.2  Rumusan Masalah

Apa alasan partai politik untuk memilih artis sebagai calon gubernur DIK ?

1.3  Tujuan

Tulisan ini dibuat sebagai tugas softskill Bahasa Indonesia dan juga untuk mengetahui Apa alasan partai politik untuk memilih artis sebagai calon gubernur DIK.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1  Artis Ibu Kota Yang Akan Ikut Pilkada DKI

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung maju Ahmad Dhani prasetyo untuk menuju pilkada DKI Jakarta 2017.  Dengan tidak mengurangi rasa hormat, banyak orang menganggap pencalonan Ahmad Dhani sebagai cagub cuma lelucon belaka. Jangankan politisi, rekan sesama seniman dan selebriti pun menganggap Dhani ‘guyon’ jika ‘tarung’ lawan Gubernur Ahok. “Itu buat lucu-lucuan saja. Nggak apa-apa. Penggembira, membuat suasana demokrasi semakin segar lagi,” ujar pentolan band Slank, Bimbim ditemui di Potlot, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2016), seperti dilansir dari liputan6.com.

Ada juga beberapa artis yang telah lama masuk ke dunia politik yang akan ikut serta dalam pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Di antaraya adalah Tantowi Yahya, Dessy Ratnasari, dan Eko Patrio. Mereka semua diusung oleh partai mereka masing –  masing.

2.2  Alasan Partai Politik Memilih Artis

Para Partai Politik akhir – akhir ini bayak memilih para artis terkenal ibu kota untuk ikut serta dalam pilgub terutama pilgub DKI.

Menurut Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito menilai, sejumlah partai politik tak memiliki stok dan kurang melakukan kaderisasi pemimpin.

“(Banyak mencalonkan artis) Karena memang parpol tidak punya stok. Tidak disiapkan,” kata Arie saat dihubungi, Jumat (19/2/2016).

Arie menambahkan, partai politik baru menyiapkan kandidat jelang pelaksanaan pemilu kepala daerah.

Hal ini menyebabkan partai kerap kebingungan karena tak memiliki kader yang potensial untuk dimajukan sebagai pemimpin.

“Ada dua hal, kalau bukan uang ya populer. Kadang yang dijual variabel itu,” tutur Arie.

Padahal, lanjut dia, hal tersebut merugikan partai itu sendiri karena tidak ada nilai lebih yang bisa diperoleh partai di hadapan publik.

Adapun mengenai sederet nama artis yang disebut-sebut akan maju dalam Pilgub DKI Jakarta, Arie menilai, belum tentu dapat diterima masyarakat.

Menurut dia, Jakarta tak hanya membutuhkan pemimpin yang memiliki ketenaran, tetapi juga reputasi memimpin karena tantangan Ibu Kota sangat berat.

Jika mereka tak memiliki track record positif dan sejarah memimpin yang memadai, ia tak yakin para artis tersebut dapat diterima masyarakat.

Dari nama-nama yang muncul, ia menilai, belum ada yang memiliki kapabilitas untuk memimpin Jakarta.

“Yang bermunculan dari artis belum punya kekuatan untuk menyaingi Ahok. Kalau dapat suara, dapat. Tapi berapa persen, tidak menjanjikan,” kata dia.

Tetapi jika dilihat dari kepopularitasan mereka, nama mereka semua tidak diragukan. Masyarakat dipastikan mengenal wajah-wajah mereka yang kerap hadir di layar kaca. Meski begitu, mampukan ketenaran mereka memikat warga Jakarta?

Erwin Jose Rizal, warga Sunter, Jakarta Utara, menganggap sah-sah saja artis politisi maju dalam Pilkada DKI. Menurut dia, tren kalangan artis terjun ke dunia politik juga terjadi di negara lain.

“Boleh saja mereka maju, mereka kan punya hak dipilih dan memilih juga sebagai warga negara Indonesia,” kata Erwin, saat ditanyai di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (1/2/2016).

Namun, Erwin merasa para artis tersebut belum berkompeten untuk menjadi gubernur Jakarta. Masalah di Ibu Kota, kata dia, terlalu kompleks. Maka, DKI harus dipegang oleh orang yang kompeten dan mempunyai gagasan yang bagus untuk mengatasi masalah yang ada di Jakarta.

“Belum pantaslah mereka menjadi orang nomer satu di sini. Kinerjanya belum keliatan. Mereka masih ramai di koran, tapi sepi gagasan buat pemerintahan,” ucapnya.

Suroso, warga Mampang Prapatan, juga mengatakan hal serupa. Para artis yang bakal dimajukan oleh partai politik, belum bisa menjadi pesaing yang berat untuk Ahok dalam Pilkada 2017.

Menurut dia, masyarakat sekarang sudah pintar dalam menentukan pilihan untuk masalah pemimpin.

Walaupun para artis tersebut sudah terkenal di tengah masyarakat namun kiprahnya dalam dunia pemerintahan dirasa belum memadai.

“Masyarakat sekarang sudah pintar dalam memilih, pak Ahok kan udah keliatan nih kerjanya bagus. Para artis itu kan jago masalah akting atau nyanyi di TV tapi kan belum tentu jago ngurus Jakarta,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Eva, warga Karet Tengsin. Menurut dia, kans para artis yang akan mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017 terbilang kecil untuk menduduki jabatan gubernur Jakarta.

Sebab, para artis tersebut harus bersaing dengan tokoh tokoh yang lebih berpengalaman di pemerintahan. Semisal, Ahok, Ridwan Kamil dan Risma.

“Berat kalau untuk jadi, warga masih banyak yang belum percaya sama mereka. Kayanya sih Ahok lagi yang jadi soalnya banyak warga yang suka sama kinerjanya dia,” ujar dia.

Kemal, warga Taman Mini, menganggap sah-sah saja jika kalangan artis maju dalam Pilkada DKI 2017. Tetapi, harus artis yang mempunyai tingkat intelektualitas dan kompetensi yang baik untuk maju menjadi DKI 1.

“Sah saja kalo mereka mau maju, cuma kan masyarakat sekarang sudah pintar. Tidak asal pilih karena mereka sering muncul di TV aja,” ucapnya.

Kemal mengungkapkan, dirinya tidak menutup mata ada beberapa artis yang memang mempunyai kapasitas untuk berkecimpung di kancah perpolitikan di Indonesia.

Namun, menurut dia, kebanyakan artis yang masuk ke dunia politik hanya untuk mendongkrak suara partainya.

“Tantowi bagus, dia cukup pintar dan wawasannya juga luas. Menarik juga kalo dia maju jadi cagub DKI,” ucapnya.

Terlepas dari tanggapan warga di atas, keterlibatan politisi berlatar belakang artis belum dipastikan. Sebab, partai politik, hingga saat ini, belum ada yang mengajukan bakal calon gubernur DKI menghadapi Ahok nanti.

BAB 3

PENUTUP

2.3   Kesimpulan

Semua profesi calon gubernur itu tidak berpengaruh bagi rakyatnya. Baik dia seorang Artis atau non artis tidak lah berpengaruh. Karna untuk menjadi seorang gubernur itu di perluka sosok pemimpin yang baik dan tegas, serta mengerti semua tentang kota Jakarta baik itu sosial, budaya, dan masalah – masalah yang besar sekalipun. Dia yang akan terpilih menjadi gubernur harus bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Sosok gubernur yang terpilih juga harus mampu membangun Kota Jakarta ini untuk lebih baik kedepannya.

Sumber :

http://www.merdeka.com/politik/krisis-pede-parpol-pilih-rekrut-artis-jadi-caleg.html

https://m.tempo.co/read/news/2016/03/08/058751982/alasan-pasha-ungu-marah-marah-di-hari-pertama-jadi-pejabat

http://www.bintang.com/lifestyle/read/2448692/6-penjegal-gubernur-ahok-di-pilkada-dki-jakarta-2017

http://pilkada.kompas.com/read/2016/02/01/14133071/Ahok.atau.Artis.Politisi.Pilih.Siapa.pada.Pilkada.DKI.

http://beritaenam.net/view.php?id=20160219091439

Ditulis dalam Tugas Softskill, Uncategorized

Tinggalkan komentar